JAKARTA - Pasar saham domestik kembali mendapat suntikan optimisme dari derasnya arus masuk modal asing. Investor luar negeri mencatatkan pembelian bersih hingga Rp5,5 triliun dalam satu hari perdagangan. Angka tersebut menjadi sinyal kuat bahwa pasar Indonesia masih menarik di tengah dinamika global.
Aksi beli asing terfokus pada sektor komoditas, khususnya emiten tambang emas dan nikel. Hal ini sejalan dengan tren global yang masih menjadikan logam mulia dan mineral sebagai aset bernilai tinggi.
Saham EMAS Jadi Magnet Utama Investor
PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) langsung mencuri perhatian sejak debut perdananya di Bursa Efek Indonesia. Saham perusahaan tambang emas tersebut berhasil membukukan pembelian bersih asing sebesar Rp3,11 triliun.
Mayoritas transaksi terjadi di pasar negosiasi, menunjukkan adanya minat kuat dari investor institusi. Tidak hanya itu, sejak awal pembukaan perdagangan, harga EMAS langsung melesat hingga menyentuh batas auto reject atas sebesar 25 persen ke level Rp3.600.
NCKL Jadi Incaran Kedua dengan Nilai Besar
Selain EMAS, saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) juga masuk radar investor asing. Nilai beli bersih yang masuk mencapai Rp2,07 triliun, menjadi yang terbesar kedua pada perdagangan tersebut.
NCKL sebagai emiten nikel dinilai memiliki prospek cerah, mengingat kebutuhan global terhadap bahan baku kendaraan listrik terus meningkat. Posisi strategis Indonesia sebagai produsen nikel terbesar dunia memperkuat daya tarik perusahaan ini.
Daftar Saham Favorit Lainnya
Tak hanya dua emiten tambang besar, sejumlah saham lain juga menjadi sasaran pembelian asing. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) diborong dengan nilai Rp258,1 miliar, menunjukkan sektor perbankan masih stabil di mata investor.
Emiten lain yang mendapat aliran dana asing antara lain PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Rp248,8 miliar, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Rp211 miliar, dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp115,2 miliar.
Emiten Energi dan Konsumsi Ikut Kebagian
Investor asing juga menaruh minat pada sektor energi dan konsumsi. PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) mencatat net buy Rp69,3 miliar, sementara PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) sebesar Rp40,1 miliar.
Selain itu, PT Central Proteina Prima Tbk (CPRO) dengan Rp33,4 miliar serta PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Rp31,3 miliar ikut masuk dalam daftar sepuluh besar saham dengan pembelian asing tertinggi.
Sinyal Positif bagi Pasar Modal Nasional
Masuknya investor asing dalam jumlah besar menegaskan keyakinan mereka terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Komoditas unggulan seperti emas dan nikel terbukti menjadi daya tarik utama, diikuti sektor perbankan dan energi.
Kondisi ini diharapkan mampu menjaga momentum positif IHSG dan memperkuat likuiditas pasar. Dengan dorongan arus modal asing, prospek jangka menengah hingga panjang pasar saham domestik dinilai semakin cerah.