JAKARTA - Kulit yang sehat bukan hanya soal penggunaan produk perawatan.
Salah satu faktor kunci adalah skin barrier, lapisan pelindung kulit yang menjaga kelembapan, mencegah masuknya bakteri, dan melindungi dari polusi serta sinar UV. Ketika lapisan ini terganggu, kulit menjadi kering, iritasi, kemerahan, dan lebih sensitif terhadap perawatan rutin.
Tanpa disadari, beberapa kebiasaan sehari-hari bisa merusak skin barrier dan menghambat kemampuan kulit untuk melawan stres lingkungan. Berikut tujuh kebiasaan utama yang sebaiknya dihindari agar kulit tetap sehat dan berfungsi optimal.
Kurang Tidur Membuat Kulit Rentan
Tidur adalah waktu regenerasi kulit. Menurut Dr. Melanie Palm, selama tidur tubuh memperbaiki kerusakan akibat stres lingkungan, meningkatkan aliran darah, membangun kolagen, dan memproduksi hormon penting seperti melatonin. Jika tidur kurang, proses perbaikan melambat, membuat kulit lebih rentan terhadap polusi dan iritasi dari produk skincare.
Alat Makeup Kotor Menjadi Sumber Bakteri
Kuas atau spons makeup yang jarang dibersihkan menjadi tempat berkembang biak bakteri, minyak, dan sisa riasan. Dr. Madhuri Agarwal menekankan bahwa alat kotor bisa memindahkan bakteri ke wajah, menyumbat pori, hingga menimbulkan jerawat dan iritasi. Membersihkan alat makeup secara rutin adalah langkah penting untuk menjaga skin barrier.
Paparan Polusi dan Asap Merusak Kulit
Udara yang tercemar polusi dan asap rokok dapat menembus skin barrier, merusak struktur protein kulit, dan mempercepat penuaan. Dr. Batul Patel menjelaskan, kulit yang terpapar polusi lebih sensitif, mudah iritasi, kusam, dan rawan jerawat. Oleh karena itu, penggunaan skincare pelindung, seperti pelembap dan sunscreen, sangat dianjurkan.
Stres Berlebihan Memperlemah Perlindungan Kulit
Stres meningkatkan hormon kortisol, yang melemahkan skin barrier. Dr. Agarwal menambahkan, kulit tidak membedakan jenis stres—baik fisik, emosional, maupun lingkungan—semua memicu peradangan dan mempercepat penuaan. Mengelola stres dengan meditasi, olahraga, atau relaksasi sederhana dapat membantu kulit tetap sehat.
Konsumsi Gula dan Makanan Olahan Mengganggu Elastisitas Kulit
Makanan tinggi gula dan produk olahan bisa merusak kolagen dan elastin melalui proses glikasi, membuat kulit kendur dan berkerut. Stres oksidatif akibat konsumsi berlebihan juga melemahkan skin barrier. Mengurangi gula dan memilih makanan alami bisa mendukung kulit lebih kuat dan lembap.
Kesehatan Usus Berpengaruh pada Kulit
Hubungan antara usus dan kulit disebut gut-skin axis. Maria Ahlgren menjelaskan bahwa gangguan mikrobioma usus akan melemahkan pertahanan kulit. Pola makan tidak sehat, stres, dan minim makanan fermentasi dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik, membuat kulit lebih mudah iritasi, kering, dan kusam.
Terlalu Sering Menyentuh Wajah Memicu Iritasi
Menyentuh wajah sepanjang hari bisa memindahkan kotoran, minyak, dan bakteri dari tangan ke kulit. Dr. Michelle Henry menekankan bahwa kebiasaan ini dapat menyumbat pori, memicu jerawat, dan merusak skin barrier. Selain itu, gesekan akibat sentuhan berulang juga membuat kulit lebih sensitif.
Menjaga skin barrier berarti menjaga fondasi kesehatan kulit. Dengan menghindari tujuh kebiasaan di atas, Anda berinvestasi pada kulit yang tetap lembap, sehat, dan terlindungi dari berbagai faktor lingkungan. Selain itu, kombinasi tidur cukup, pola makan sehat, dan perawatan kulit yang tepat akan membantu skin barrier berfungsi optimal, sehingga kulit lebih tahan terhadap iritasi dan penuaan dini.
Skin barrier yang kuat bukan hanya membuat kulit terlihat lebih cantik, tapi juga meningkatkan kemampuan kulit dalam melawan stres lingkungan, menjaga kelembapan, dan mencegah masalah kulit jangka panjang. Mulailah memperhatikan kebiasaan sehari-hari, karena perlindungan kulit terbaik dimulai dari tindakan sederhana yang konsisten.