Industri

Investasi Baru Bisa Majukan Industri Perfilman Tanah Air

Investasi Baru Bisa Majukan Industri Perfilman Tanah Air
Investasi Baru Bisa Majukan Industri Perfilman Tanah Air

JAKARTA - Deddy Mizwar, aktor senior sekaligus Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri film bagi negara-negara Islam. Optimisme ini disampaikan menjelang pembukaan Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF): Muslim World Movie Screening 2025 di Jakarta.

Menurut Deddy, peluang tersebut bukanlah hal yang mustahil. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar dan mayoritasnya merupakan umat Islam, Indonesia dinilai memiliki pasar yang cukup kuat untuk mendukung perkembangan perfilman yang bernuansa Islami maupun karya-karya lintas budaya.

Pasar Domestik yang Menjadi Kekuatan

Indonesia memiliki keunggulan dari sisi demografi. Mayoritas penduduk beragama Islam menjadikan kebutuhan akan tontonan yang sesuai dengan nilai budaya dan religiusitas semakin tinggi. Hal ini secara langsung membuka peluang bagi sineas dalam negeri untuk menghadirkan film-film berkualitas yang mampu memenuhi permintaan pasar domestik sekaligus menarik penonton dari negara-negara Islam lainnya.

Deddy menegaskan bahwa besarnya jumlah penonton potensial di Indonesia harus dilihat sebagai kekuatan, bukan keterbatasan. Dengan dukungan ekosistem perfilman yang memadai, karya anak bangsa bisa melangkah lebih jauh ke tingkat internasional.

Peran Strategis Festival ALIF

Penyelenggaraan ALIF yang diprakarsai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dinilai sebagai langkah strategis. Festival ini bukan hanya menampilkan karya film dari berbagai negara, tetapi juga menjadi wadah pertukaran budaya dan gagasan. Melalui kegiatan ini, kerja sama antarnegara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di bidang kebudayaan bisa semakin erat.

Selain itu, festival semacam ALIF juga memberi ruang bagi sineas Indonesia untuk menunjukkan kualitas karyanya. Hal ini akan memperluas jaringan industri film, meningkatkan kolaborasi, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di mata dunia.

Peluang Investasi Infrastruktur Perfilman

Salah satu poin penting yang disampaikan Deddy adalah peluang investasi baru di bidang infrastruktur perfilman. Ia menyoroti masih banyak kabupaten dan kota di Indonesia yang belum memiliki bioskop. Kondisi ini tentu menjadi tantangan, tetapi sekaligus peluang besar untuk memperluas akses masyarakat terhadap film.

Dengan adanya kolaborasi bersama negara-negara Islam, bukan tidak mungkin pembangunan bioskop dapat semakin merata. Investasi di bidang ini juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus menghidupkan ekosistem perfilman secara nasional.

Visi Indonesia sebagai Pusat Perfilman Islam

Deddy Mizwar percaya bahwa dukungan dari negara-negara OKI dapat memperkuat posisi Indonesia dalam peta perfilman dunia. Dengan pasar yang besar, talenta lokal yang kreatif, serta peluang investasi yang terus terbuka, visi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri film dunia Islam bisa terwujud.

Menurutnya, sinergi antara pemerintah, insan perfilman, dan investor internasional akan menjadi kunci utama. Jika kolaborasi ini berhasil dijalankan, Indonesia bukan hanya akan menjadi pemain regional, tetapi juga pusat rujukan bagi perfilman negara-negara Islam.

Masa Depan Perfilman Nasional

Optimisme ini memberikan semangat baru bagi perkembangan perfilman nasional. Harapannya, dengan dukungan festival seperti ALIF, perfilman Indonesia tidak hanya menampilkan karya yang berkualitas, tetapi juga mampu menjangkau pasar internasional yang lebih luas.

Deddy menekankan bahwa kerja keras dan konsistensi semua pihak sangat dibutuhkan. Ke depan, film tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana diplomasi budaya yang menghubungkan bangsa-bangsa. Indonesia memiliki potensi besar untuk memainkan peran itu dengan lebih maksimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index