JAKARTA - Industri perbankan global tengah mengalami gejolak signifikan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran yang dilakukan oleh sejumlah bank raksasa dunia. Citigroup, Goldman Sachs, HSBC, dan UBS menjadi sorotan utama setelah mengumumkan pengurangan ribuan karyawan sebagai bagian dari strategi efisiensi dan restrukturisasi bisnis.
Citigroup: Target Pangkas 20.000 Karyawan hingga 2026
Citigroup, salah satu bank terbesar di Amerika Serikat, telah memulai langkah besar dalam restrukturisasi organisasinya. Pada kuartal pertama 2024, Citigroup mengurangi sekitar 2.000 karyawan sebagai bagian dari reorganisasi besar-besaran yang bertujuan meningkatkan profitabilitas dan menyederhanakan struktur manajemen.
CEO Citigroup, Jane Fraser, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk mengurangi lapisan manajemen dan mempercepat pengambilan keputusan. Dalam sebuah memo internal, Fraser menulis, "Kami akan mengucapkan selamat tinggal kepada beberapa rekan yang sangat berbakat dan pekerja keras."
Secara keseluruhan, Citigroup menargetkan pengurangan sekitar 20.000 karyawan hingga akhir 2026, dari total 240.000 karyawan yang dimiliki saat ini. Langkah ini diambil untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing di tengah tekanan pasar yang meningkat.
Goldman Sachs: PHK Tahunan Dipercepat, 3-5% Karyawan Terkena Dampak
Goldman Sachs mempercepat proses evaluasi tahunan yang dikenal sebagai Strategic Resource Assessment pada 2025, yang biasanya dilakukan di pertengahan tahun. Langkah ini mengakibatkan PHK terhadap sekitar 3% hingga 5% dari total 46.000 karyawan, mencakup berbagai departemen dan tingkatan jabatan.
Seorang perwakilan Goldman Sachs menyatakan bahwa pengurangan ini merupakan bagian dari proses manajemen bakat tahunan yang normal. Namun, langkah ini mencerminkan tantangan yang dihadapi industri perbankan investasi, termasuk penurunan aktivitas merger dan akuisisi serta penawaran saham baru akibat ketidakpastian ekonomi global.
HSBC: Restrukturisasi Besar-Besaran dan Fokus pada Pasar Asia
HSBC, bank yang berfokus pada pasar Asia, mengumumkan restrukturisasi besar-besaran di bawah kepemimpinan CEO Georges Elhedery yang mulai menjabat pada September 2024. Bank ini menargetkan pengurangan biaya sebesar $1,5 miliar dalam dua tahun ke depan dan telah mengalokasikan sekitar $1,8 miliar untuk biaya pesangon.
Sebagai bagian dari strategi ini, HSBC menutup layanan perbankan investasi tertentu, termasuk tim merger dan akuisisi serta pasar modal ekuitas di Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat. Langkah ini mengakibatkan biaya pesangon sekitar $200 juta dan diperkirakan akan berdampak pada sekitar 400 karyawan, termasuk staf pendukung non-HSBC.
Selain itu, HSBC juga melakukan restrukturisasi dalam divisi perbankan pribadi globalnya, yang menyebabkan keluarnya Caroline Kitidis, kepala global untuk klien dengan kekayaan sangat tinggi. Peran tersebut dihapuskan sebagai bagian dari perubahan kepemimpinan dalam divisi tersebut.
UBS: Integrasi dengan Credit Suisse dan Pengurangan 13.000 Karyawan
UBS, bank asal Swiss, telah memangkas lebih dari 13.000 posisi sejak mengakuisisi Credit Suisse pada Maret 2023. Langkah ini merupakan bagian dari upaya integrasi kedua bank dan penghapusan duplikasi peran.
CEO UBS, Sergio Ermotti, menyatakan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun penting dalam proses integrasi ini, dengan rencana pengurangan lebih lanjut untuk menyelesaikan integrasi pada akhir tahun depan. Total biaya yang diharapkan untuk proses ini mencapai sekitar $14 miliar.
Dampak Global: Lebih dari 60.000 Pekerjaan Hilang pada 2023
Menurut laporan The Irish Times, lebih dari 60.000 pekerjaan di sektor perbankan global hilang pada tahun 2023, menjadikannya salah satu tahun terburuk sejak krisis keuangan global. Bank-bank besar seperti Citigroup, Goldman Sachs, dan UBS menjadi kontributor utama dalam gelombang PHK ini.
Penurunan aktivitas perbankan investasi, termasuk merger dan akuisisi serta penawaran saham baru, menjadi faktor utama di balik pengurangan ini. Selain itu, tekanan untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas di tengah ketidakpastian ekonomi global turut mendorong langkah-langkah penghematan biaya oleh bank-bank besar.
Gelombang PHK besar-besaran yang dilakukan oleh Citigroup, Goldman Sachs, HSBC, dan UBS mencerminkan tantangan signifikan yang dihadapi industri perbankan global. Restrukturisasi, efisiensi biaya, dan penyesuaian strategi menjadi fokus utama bank-bank ini dalam menghadapi tekanan pasar dan ketidakpastian ekonomi.
Langkah-langkah ini tidak hanya berdampak pada ribuan karyawan yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga menandai perubahan besar dalam lanskap perbankan global, dengan fokus yang lebih besar pada efisiensi, teknologi, dan pasar yang berkembang seperti Asia.
Sebagai industri yang terus berkembang, perbankan global harus menavigasi tantangan ini dengan hati-hati, memastikan bahwa langkah-langkah efisiensi tidak mengorbankan kualitas layanan dan kepercayaan nasabah.