JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) mencatatkan kinerja impresif pada kuartal pertama tahun 2025. Bank syariah terbesar di Indonesia ini berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,88 triliun, naik 10% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Plt Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, menyampaikan bahwa pertumbuhan laba yang signifikan ini tidak lepas dari strategi transformasi digital yang dilakukan secara menyeluruh dalam beberapa tahun terakhir. Strategi ini berhasil mendorong peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) secara signifikan.
"Transformasi digital menjadi kunci penting dalam meningkatkan kinerja BSI. Kami melihat adanya pertumbuhan fee based income yang sangat baik, yang turut mendorong pencapaian laba di kuartal pertama ini," ujar Bob T Ananta.
Hingga akhir Maret 2025, pendapatan BSI dari fee based income melonjak menjadi Rp 1,7 triliun, tumbuh sebesar 39,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan ini bersumber dari berbagai layanan digital seperti transaksi mobile banking, internet banking, serta layanan e-channel lainnya yang semakin diminati nasabah.
"BSI terus memperkuat layanan berbasis digital karena kami memahami bahwa perilaku nasabah saat ini sudah berubah ke arah digital. Maka dari itu, kami harus adaptif dan inovatif," kata Bob.
Selain transformasi digital, pertumbuhan pembiayaan juga turut menjadi motor penggerak kinerja BSI. Penyaluran pembiayaan BSI tumbuh stabil didorong oleh sektor-sektor produktif seperti UMKM, perumahan, dan industri halal. Pertumbuhan pembiayaan ini juga ditopang oleh manajemen risiko yang baik serta kualitas aset yang terjaga.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), BSI mencatatkan pertumbuhan yang positif. Dana murah (CASA) masih menjadi pendorong utama, mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk tabungan dan giro syariah yang ditawarkan perseroan. Peningkatan CASA juga berkontribusi terhadap efisiensi biaya dana (cost of fund), sehingga mendukung profitabilitas bank.
Bob T Ananta menegaskan bahwa ke depan, BSI akan terus berfokus pada pengembangan inovasi digital, peningkatan kualitas layanan, dan perluasan ekosistem halal. "Kami ingin menjadi pelopor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia, sekaligus memperkuat posisi kami sebagai pemain global di industri keuangan syariah," tuturnya.
Dengan pencapaian ini, BSI menunjukkan ketangguhan dan kapabilitasnya dalam menghadapi tantangan ekonomi serta meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya dalam konteks keuangan syariah. Transformasi digital dan penguatan ekosistem bisnis akan terus menjadi pilar utama dalam strategi pertumbuhan BSI di masa depan.