OASA Ikut Tender PSEL Danantara Bersama BUMN China Strategis

Jumat, 19 Desember 2025 | 09:01:51 WIB
OASA Ikut Tender PSEL Danantara Bersama BUMN China Strategis

JAKARTA — Langkah pengembangan bisnis berbasis energi terbarukan terus diperkuat PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) melalui partisipasinya dalam proyek pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) yang dilelang Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. 

Perseroan menilai proyek ini bukan hanya peluang bisnis jangka panjang, tetapi juga bagian dari kontribusi sektor swasta dalam mendukung transisi energi dan penyelesaian persoalan sampah perkotaan di Indonesia.

Dalam skema PSEL prioritas yang digagas Danantara, terdapat tujuh wilayah strategis yang masuk daftar lelang, yakni Bogor Raya, Tangerang Raya, Semarang Raya, Medan Raya, Yogyakarta Raya, Denpasar Raya, dan Bekasi Raya. Dari sejumlah wilayah tersebut, OASA secara selektif memilih untuk mengikuti tender di Bogor Raya dan Denpasar Raya.

Direktur Utama OASA Bobby Gafur Umar menjelaskan bahwa keputusan mengikuti dua wilayah tersebut didasarkan pada kesiapan teknis, potensi pasokan sampah, serta kelayakan proyek secara ekonomi. “Dari empat yang sudah masuk tender, Bogor Raya, Yogyakarta Raya, Denpasar Raya, dan Bekasi Raya, kami ikut dua di Bogor Raya dan Denpasar Raya,” ujar Bobby.

Proses Tender PSEL Dinilai Lebih Cepat

Bobby mengungkapkan bahwa mekanisme tender proyek PSEL yang dimotori Danantara berlangsung relatif lebih cepat dibandingkan proyek serupa pada periode sebelumnya. Jika pada skema lama proses tender bisa memakan waktu hingga satu tahun, proyek PSEL prioritas Danantara dinilai memiliki kepastian waktu yang lebih terukur.

Menurut dia, percepatan ini memberikan kepastian bagi pelaku usaha untuk menyusun strategi pendanaan, teknologi, dan operasional sejak tahap awal. Pemenang tender proyek PSEL Danantara yang saat ini diikuti OASA ditargetkan akan ditetapkan pada akhir Januari 2026.

Kecepatan proses ini dinilai menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah serius mendorong realisasi proyek waste to energy sebagai solusi berkelanjutan, baik dari sisi lingkungan maupun pasokan energi.

Gandeng BUMN China Perkuat Daya Saing

Dalam mengikuti tender PSEL tersebut, OASA tidak berjalan sendiri. Perseroan telah menandatangani head of agreement dengan perusahaan milik negara asal China, Grandblue Environment Co., Ltd. Kerja sama ini dilakukan untuk membentuk konsorsium sesuai ketentuan tender Danantara.

Grandblue merupakan salah satu dari dua puluh empat perusahaan global yang masuk dalam daftar penyedia terseleksi dan diperbolehkan mengikuti tender proyek PSEL atau waste to energy Danantara tahap awal melalui kemitraan dengan perusahaan nasional.

“Kami mencari partner yang kuat dan partner kami termasuk yang paling besar di China, berpengalaman, yaitu Grandblue Environment Co., Ltd. Kami sudah tandatangani perjanjian kerja sama dan berkoordinasi dengan Danantara. Kami sudah mempersiapkan semuanya untuk dua proyek tersebut,” kata Bobby.

Ia menjelaskan bahwa Grandblue memiliki skala operasi pengolahan sampah menjadi energi yang sangat besar di China. Kapasitas pengelolaan waste to energy perusahaan tersebut mencapai sekitar 99.590 ton per hari, atau setara dengan sekitar enam puluh persen dari total produksi sampah di kota-kota besar Indonesia.

Pengalaman OASA di Proyek PSEL Sebelumnya

Selain mengikuti tender PSEL Danantara, OASA juga tengah mempersiapkan sejumlah proyek PSEL yang telah dimenangkan sebelumnya. Melalui anak usahanya, PT Indoplas Energy Hijau (IEH), OASA membentuk perusahaan patungan dengan perusahaan asal China Tianying Inc.

Perusahaan patungan bernama PT Indoplas Tianying Energy tersebut telah memenangkan tender proyek PSEL di TPA Cipeucang, Tangerang Selatan, dengan nilai investasi mencapai Rp2,6 triliun. Proyek ini menjadi salah satu portofolio penting OASA dalam pengembangan energi berbasis pengelolaan sampah.

Tak hanya itu, OASA juga terlibat dalam proyek PSEL di Jakarta melalui IEH dengan konsorsium yang terdiri dari PT Jakarta Propertindo (Perseroda) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Proyek PSEL di Jakarta tersebut membutuhkan capital expenditure sebesar Rp6,56 triliun dan menjadi salah satu proyek waste to energy terbesar di Indonesia.

Perbedaan Skema dengan PSEL Danantara

Bobby menegaskan bahwa proyek PSEL yang telah dimenangkan OASA sebelumnya memiliki karakteristik berbeda dengan proyek PSEL yang saat ini dimotori Danantara. Proyek PSEL di Tangerang Selatan dan Jakarta tidak berada di bawah payung regulasi Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025, yang menjadi dasar pelaksanaan proyek PSEL prioritas Danantara.

Meski demikian, pengalaman mengelola proyek-proyek tersebut dinilai menjadi modal penting bagi OASA dalam mengikuti tender PSEL Danantara. Dua proyek PSEL yang telah dimenangkan OASA ditargetkan mulai beroperasi pada 2028 dan mencapai operasi penuh pada 2029.

Peluang Tambahan dari Pemenuhan TKDN

Dalam pengembangan proyek PSEL, Bobby juga menyoroti kewajiban pemenuhan tingkat komponen dalam negeri atau TKDN yang berkisar antara dua puluh lima hingga tiga puluh persen. Menurutnya, ketentuan ini justru membuka peluang pendapatan tambahan bagi perseroan.

“Jadi bayangkan kalau konstruksi Jakarta sekitar Rp5 triliun, tiga puluh persen itu local content. Itu direncanakan menjadi pengisi isi buku kita selama dua tahun ke depan,” ujar Bobby.

Dengan portofolio proyek yang terus berkembang, kemitraan strategis dengan perusahaan global, serta dukungan kebijakan pemerintah, OASA optimistis dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama di sektor pengolahan sampah menjadi energi di Indonesia.

Terkini