Komdigi Siapkan Aturan Ketat Agar Anak Terlindungi di Dunia Digital

Rabu, 12 November 2025 | 08:13:12 WIB
Komdigi Siapkan Aturan Ketat Agar Anak Terlindungi di Dunia Digital

JAKARTA - Dalam era digital yang semakin masif, perlindungan anak menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia.

Pernyataan ini muncul sebagai respons atas perhatian Presiden RI Prabowo Subianto terkait pengaruh game online dan praktik perundungan (bullying) di kalangan pelajar.

Regulasi dan Landasan Hukum Pengawasan Konten Digital

Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, menekankan bahwa pengawasan konten digital telah memiliki landasan hukum yang kuat. Regulasi tersebut diatur melalui Peraturan Pemerintah tentang Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak di Ruang Digital (PP TUNAS).

“Pengawasan tidak hanya berlaku pada satu jenis gim seperti PUBG, tetapi mencakup seluruh platform dan gim daring yang memiliki konten tidak sesuai untuk anak. Ruang digital, termasuk gim dan media sosial, tidak boleh menjadi ruang tanpa batas,” jelas Alexander.

Indonesia Game Rating System untuk Edukasi dan Pengawasan

Komdigi telah meluncurkan Indonesia Game Rating System (IGRS), sistem klasifikasi game berbasis kategori usia dan risiko. IGRS menjadi acuan utama bagi masyarakat, pengembang game, dan pemerintah untuk memastikan permainan daring sesuai dengan kelompok umur tanpa menimbulkan dampak negatif.

Alexander menambahkan bahwa kolaborasi lintas pihak sangat penting untuk menciptakan ruang digital yang aman. Orang tua, sekolah, dan platform digital diharapkan bekerja sama agar anak-anak memperoleh pengalaman digital yang positif.

Sanksi Tegas bagi Penyelenggara Sistem Elektronik

Komdigi menegaskan sanksi tegas bagi penyelenggara sistem elektronik yang melanggar ketentuan atau tetap menyebarkan konten berisiko. Pihak yang melanggar dapat dikenakan sanksi administratif berupa denda hingga pemutusan akses, sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Hal ini bertujuan memberikan efek jera sekaligus memastikan ekosistem digital tetap sehat bagi anak-anak.

Kekhawatiran Presiden Terhadap Dampak Game Daring

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto meminta semua pihak mewaspadai dampak negatif gim daring terhadap siswa, terutama permainan bergenre perang seperti PUBG. Presiden menekankan perlunya pembatasan dan pengawasan agar pengaruh gim online tidak berdampak buruk pada perilaku pelajar.

Dampak psikologis menjadi perhatian utama. Anak-anak yang terbiasa melakukan kekerasan di dalam gim berisiko menganggap tindakan tersebut sebagai sesuatu yang normal. Komdigi dan pihak terkait berupaya memastikan anak-anak tetap mendapatkan panduan dan edukasi agar pengalaman digital mereka mendukung perkembangan mental, sosial, dan emosional.

Isu Perundungan di Sekolah dan Upaya Pencegahan

Presiden Prabowo juga menyoroti fenomena perundungan (bullying) di kalangan pelajar. Ia meminta pihak sekolah meningkatkan kewaspadaan dan mencegah terjadinya kasus yang dapat berdampak buruk pada siswa. Kasus dugaan ledakan di SMAN 72 Jakarta, yang disebut melibatkan korban bullying, menjadi pengingat pentingnya perlindungan anak di lingkungan fisik maupun digital.

“Kalau berkenaan dengan masalah bullying, kita sebagai sesama anak bangsa harus menghindari hal-hal yang tidak baik atau berimplikasi buruk seperti aksi-aksi perundungan,” tegas Prasetyo.

Literasi Digital dan Kolaborasi Keluarga

Komdigi tengah mempersiapkan aturan pelaksanaan dari PP TUNAS, termasuk mekanisme penegakan kepatuhan terhadap Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) dan program literasi digital bagi keluarga. Peningkatan literasi digital membantu orang tua memahami risiko dan potensi konten digital, serta mendorong anak-anak menggunakan teknologi dengan bijak.

Strategi Menyeluruh untuk Ruang Digital Aman

Upaya Komdigi dan pemerintah menegaskan bahwa perlindungan anak di ruang digital bukan hanya soal pembatasan, tetapi juga edukasi, pengawasan, dan kolaborasi lintas pihak. Dengan pendekatan menyeluruh ini, ruang digital diharapkan tetap menjadi sarana positif yang mendukung perkembangan anak, sekaligus mencegah dampak negatif dari konten yang tidak sesuai.

Strategi ini mencakup regulasi ketat, sistem klasifikasi game berbasis risiko, pengawasan aktif oleh orang tua dan sekolah, serta kerja sama dengan platform digital. Tujuannya membangun budaya digital yang sehat, aman, dan mendidik bagi generasi muda, sehingga mereka dapat tumbuh dengan pengalaman digital yang bermanfaat dan terlindungi dari konten berisiko.

Terkini